Polisimenangkap 18 orang pengedar nakoba yang diduga dikendalikan dari Lapas Kerobokan dengan barang bukti 29,29 gram sabu, 105 butir ekstasi, 386,9 gram ganja dan tiga batang pohon ganja. Dalam kitab I’anatuth-Thalibin Bab Luqatah karya Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyati, diceritakan sebuah kisah sahabat yang membuat Rasullullah SAW menitiskan air adalah Abu Dujanah RA, sahabat Nabi dari kabilah Khazraj. Beliau syahid dalam perang Yamamah ketika memerangi nabi palsu, Musailamah dikenal pemberani di medan perang, Abu Dujanah juga seorang yang sangat menjaga diri dan keluarganya dari perkara hari setelah selesai solat Subuh berjemaah bersama Rasullullah SAW, Abu Dujanah dilihat terburu-buru pulang tanpa mengikuti doa selepas solat yang dipanjatkan gelagat ini, Rasulullah meminta penjelasan daripada Abu Dujanah. “Mengapa setiap hari kamu tergesa-gesa pulang dari solat Subuh engkau tidak memiliki permintaan kepada Allah sehingga tidak pernah menungguku selesai berdoa. Ada apa?” tanya Baginda Nabi Dujanah menjawab, “Begini Ya Rasullullah,” kata Abu Dujanah memulai ceritanya. “Rumah kami bersebelahan dengan rumah seorang atas pekarangan rumah milik jiran kami ini, terdapat sepohon kurma yang tinggi menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kali angin bertiup di malam hari, kurma-kurma jiranku itu selalu terjatuh, mendarat di rumah Rasullullah, kami sekeluarga sering kelaparan, kurang anak-anak kami bangun, apa pun yang mereka dapati, mereka kerana itu, setelah selesai solat, kami bergegas pulang sebelum anak-anak kami terbangun dari kumpulkan kurma-kurma milik jiran kami yang berciciran di rumah, lalu kami kembalikan kepada pemiliknya.”“Suatu ketika, kami agak terlambat anakku yang sudah terlanjur memakan kurma yang kepala saya sendiri menyaksikan, tampak ia sedang mengunyah kurma basah di dalam telah memungut kurma yang telah jatuh di rumah kami itu, lalu jari-jari tangan kami masukkan ke mulut anakku keluarkan apa pun yang ada di katakan, “Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak.”Anakku menangis, kedua pasang kelopak matanya mengalirkan air kerana sangat Rasullullah, kami katakan kembali kepada anakku itu,“Hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu.""Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan akan aku kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak.”Mendengar itu, mata Rasulullah berkaca-kaca, butiran air mata mulianya berderai begitu cuba mencari tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang dimaksudkan Abu Dujanah Dujanah pun mengatakan bahawa pohon kurma itu milik seorang lelaki berfikir panjang, Baginda mengundang pemilik pohon lalu mengatakan, “Bolehkah aku meminta kamu menjual pohon kurma yang kamu miliki itu?Aku akan membelinya dengan sepuluh kali ganda dari pohon kurma itu dibuat daripada batu zamrud berwarna biru, disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada,” kata Rasullullah munafik ini lantas menjawab dengan tegas, “Saya tidak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh nilai.""Saya tidak mahu menjual apa pun kecuali dengan wang tunai dan tidak pakai janji bila-bila."Tiba-tiba sahabat setia Baginda, Abu Bakar As-Siddiq RA berkata, “Baiklah kalau begitu, aku beli dengan sepuluh kali ganda dari tumbuhan kurma milik kamu salah satu yang jenisnya tidak ada di kota ini lebih bagus jenisnya."Si munafik pun kegirangan sambil berkata “Baiklah, aku jual.”Abu Bakar menyahut, “Bagus, aku beli.”Setelah sepakat, Abu Bakar terus menyerahkan pohon kurma itu kepada Abu kemudian bersabda, “Wahai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu.”Mendengar sabda Baginda itu, Abu Bakar sangat juga Abu Dujanah. Si munafik berjalan mendatangi isterinya lalu menceritakan kisah yang baru saja ia alami.“Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku mendapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus.""Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya terlebih dahulu dan buah-buahnya tidak sedikit pun akan ku berikan kepada jiranku.”Malamnya, ketika si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu tak pernah sekalipun tampak pohon itu tumbuh di atas tanah si asal pohon itu tumbuh, rata dengan tanah. Ia kehairanan tiada kisah sahabat dan pohon kurma yang membuat Rasullullah SAW yang dapat dipetik dari kisah ini adalah berhati-hatinya para sahabat menjaga diri dan keluarganya dari memakan makanan yang apa pun hidup, seberat apa pun hidup, seseorang tidak boleh memberikan makanan untuk dirinya sendiri dan keluarganya dari hasil yang kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT sepuluh kali ganda sebagaimana janji Baginda tuaian daripada janji itu bukan sekarang, namun di akhirat kelak kerana dunia ini adalah tempat bercucuk tanam, bukan tempat pohon kurma yang berpindah posisi itu adalah salah satu mukjizat Baginda Nabi SAW yang diberi manfaat kepada sahabat Nabi, Abu Dujanah RA. RujukanTinta Mahabbah Anaknya Dibiarkan Lapar! Inilah Sahabat Yang Membuat Rasulullah Menangis

Sampaipada akhirnya, Abu Dujanah ditebas dengan pedang dan ditangkis dengan perisai yang dipegang Abu Dujanah. Perisai itu sampai terbelah dan pedang lawannya menempel pada perisai. Baca juga: Kisah Keluarga Abu Dujanah Simak bin Kharasha yang Dibelikan Pohon Kurma oleh Rasulullah Abu Dujanah Kisah Sahabat. Rekomendasi untuk kamu. Biografi

Abu Dujanah ra radhiallahu 'anhu, adalah sahabat Nabi dari kabilah adalah sahabat Rasulullah yang gagah berani di medan laga, namun beliau pernah membuat Rasulullah menitikkan air mata. Mengapakah? Mari kita ikuti kisah beliau. Abu Dujanah RA tak mengikuti doa Nabi setelah jamaah Subuh. Sudah beberapa hari Abu Dujanah memohon diri tergesa-gesa pulang sesudah jamaah salat subuh tanpa mengikuti doa Nabi ba'da salat. Hal ini membuat Rasulullah terheran-heran. Rasulullah pun berusaha menanyakannya kepada Abu Dujanah, "Apakah engkau tidak ada permintaan, sehingga senantiasa pulang terlebih dahulu sebelum kita memanjatkan doa kepada Allah subhanahu wa ta'ala?" "Demikian ya Rasulullah," Abu Dujanah memulai ceritanya. "Di rumah tetangga sebelah kami ada sebatang pohon kurma yang sedang berbuah lebat. Daunnya menjorok ke rumah kami, sehingga setiap malam angin bertiup, membuat buah kurma yang telah matang, berjatuhan ke rumah kami. Kami ini orang yang sangat tidak berpunya, sehingga anak-anak sering saat mereka bangun dan menemukan segala sesuatu yang dapat dimakan, mereka akan memakannya. Oleh sebab itu, selesai salat Subuh, kami harus cepat cepat pulang, untuk memunguti kurma yang berceceran itu, untuk kami kembalikan kepada pemiliknya, sebelum anak kami bangun dan mengambilnya. Pernah suatu ketika kami terlambat pulang dan mendapati anak kami sudah mengulum kurma tersebut, maka dengan jari-jari kami berusaha mengeluarkan kurma tersebut dari mulutnya. Terkini
INSPIRASI RAMADHAN - 2] Kisah Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Rasulullah Menangis Rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang laki-laki. Nah, di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku BEGITU banyak jalan dari Allah SWT untuk hambanya yang selalu mematuhi perintah agamanya. Salah satu perintahnya adalah tidak mengambil apapun yang bukan miliknya, karena itu haram hukumnya. Salah satu contohnya adalah mengembalikan barang yang bukan milik islam banyak dosa yang akan dia dapat ketika memakan harta haram yang bukan miliknya. Untuk itu sangat penting untuk menjaga diri dan keluarga agar tidak makan dari yang tidak halal. Berikut adalah kisah tentang sahabat nabi Muhammad SAW yang sangat menjaga dirinya dan keluarganya dari barang haram yang bukan miliknya. Dikutip dari berbagai sumber, Selasa 17/06/2019.Pada zaman Nabi Muhammad, terdapat seorang bernama Abu Dujanah dan dia adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Abu Dujanah adalah orang yang sangat taat kepada agama dan Nabinya Muhammad SAW. Dia selalu menjalankan ibadah yang dianjurkan oleh agamanya yaitu islam. Setiap usai menjalankan ibadah salat berjamaah shubuh bersama Nabi, Abu Dujanah selalu terburu-buru pulang tanpa menunggu pembacaan doa oleh Nabi Muhammad ketika selesai salat. Suatu Ketika, Nabi mencoba meminta klarifikasi pada Abu Dujanah ketika bertemu dengannya.“Hai, apakah kamu ini tidak punya permintaan yang perlu kamu sampaikan pada Allah sehingga kamu tidak pernah menungguku selesai berdoa. Kenapa kamu buru-buru pulang begitu? Ada apa?” tanya Nabi Muhammad kepada Abu Dujanah pun menjawab, “Anu Rasulullah, saya punya satu alasan.“Apa alasanmu? Coba kamu utarakan!” Lanjut Nabi Muhammad SAW.“Begini,” kata Abu Dujanah sambil memulai menceritakan alasannya. “Rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang laki-laki. Nah, di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku tersebut saling berjatuhan, mendarat di rumah kami.”“Ya Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anak-anakku sering kelaparan, kurang makan. Saya takut saat anak-anak kami bangun, apa pun yang didapat, mereka makan. Oleh karena itu, setelah selesai shalat, Saya bergegas segera pulang sebelum anak-anak terbangun dari tidurnya dan memakannya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami tersebut yang berceceran di rumah, lalu kami kembalikan kepada saat, kami pernah agak terlambat pulang. saya menemukan anakku yang sudah terlanjur makan kurma hasil temuannya. Mata kepala saya sendiri menyaksikan, tampak ia sedang mengunyah kurma basah di dalam mulutnya yang ia pungut di bawah tanah tepat di rumah kami.”Mengetahui itu, Abu Dujanah pun memasukan jari-jari tangannya ke mulut anaknya itu. dia keluarkan apa pun yang ada di mulut anaknya. Abu Dujanah mengatakan pada anaknya, "Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak." Anakku lalu menangis, kedua pasang kelopak matanya mengalirkan air karena sangat katakan kembali kepada anaknya itu, Hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu. Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan akan aku kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak.”Pandangan mata Nabi Muhammad pun sontak berkaca-kaca, lalu butiran air mata mulianya mulai berderai begitu Muhammad SAW pun kemudian mencoba mencari tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang dimaksud Abu Dujanah dalam cerita yang ia sampaikan nabi Muhammad SAW pun kemudian menjelaskan, pohon kurma tersebut adalah milik seorang laki-laki basa-basi, Nabi memanggil pemilik pohon kurma tersebut untuk bertemunya. Setelah bertemu dengan pemilik pohon Nabi Muhammad lalu mengatakan, “Bisakah jika aku minta kamu menjual pohon kurma yang kamu miliki itu?Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat dari pohon kurma itu sendiri. Pohonnya terbuat dari batu zamrud berwarna biru. Disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada.” Begitu tawar Nabi Muhammad yang dikenal sebagai orang munafik ini lantas menjawab dengan tegas, “Saya tak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji kapan-kapan.”Lalu tiba-tiba Abu Bakar As-Shiddiq RA datang. Lantas berkata, “Ya sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milik Pak Fulan yang varietasnya tidak ada di kota ini lebih bagus jenisnya.”Si munafik berkata kegirangan, “Oke, ya sudah, aku jual.”Abu Bakar menyahut, “Bagus, aku beli.” Setelah sepakat, Abu Bakar menyerahkan pohon kurma yang sudah dibelinya dari laki-laki munafik itu kepada Abu Muhammad kemudian bersabda, “Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu.”Mendengar sabda Nabi ini, Abu Bakar bergembira bukan main. Begitu pula Abu Pohon kurmanya di beli oleh Abu Bakar, Si laki-laki munafik inipun pulang dan berjalan mendatangi istrinya. Lalu mengisahkan kisah yang baru saja terjadi.“Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu Abu Dujanah sedikit pun.”Malamnya, saat si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Dan seolah-olah tak pernah sekalipun tampak pohon tersebut tumbuh di atas tanah si munafik. Tempat asal pohon itu tumbuh, rata dengan tanah. Si munafik itupun keheranan. Kisah ini dari kitab I’anatuth Thñlibün Beirut, Lebanon, cet I, 1997, juz 3, halaman 293 karya Abu Bakar bin Muhammad Syathñ ad Dimyatüy w. 1302 H.Dari Kisah Ini dapat kita ambil pelajaran bahwa betapa hati-hatinya sahabat Rasulullah tersebut dalam menjaga diri dan keluarganya dari makanan haram yang bukan miliknya. Sesusah apapun hidup jagalah diri dan keluarga dari hal-hal yang tidak disukai oleh Allah SWT. Setiap kebaikan akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT sepuluh kali lipat sebagaimana janji Baginda Nabi Muhammad. Jika semua tidak di dapatkan sekarang maka akan di dapatkan di Akhirat kelak. Padatahun ke-10 Hijrah, Nabi menunaikan ibadah haji. Beliau berangkat ke Mekah pada 28 Zulkaidah, setelah menunjuk Abu Dujanah sebagai wakilnya di Madinah. Setelah melahirkan, Maryam merasa lapar dan haus. Ia menggoyang- goyangkan pohon kurma (Q.19:22-26) lalu memakan buah kurma yang terjatuh, dan minum air sungai yang mengalir dekat pohon
Inilah kisah sahabat yang membuat Rasulullah SAW meneteskan air mata. Foto Ilustrasi/Dok pesantrenvirtualDalam kitab I'anatuth-Thalibin Bab Luqatah karya Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyati wafat 1302 H diceritakan sebuah kisah sahabat yang membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam SAW meneteskan air Dujanah radhiallahu 'anhu RA, sahabat Nabi dari kabilah Khazraj wafat 632. Beliau syahid dalam perang Yamamah ketika memerangi nabi palsu Musailamah dikenal pemberani di medan perang, Abu Dujanah juga seorang yang sangat menjaga diri dan keluarganya dari perkara haram. Suatu hari, usai salat shubuh berjamaah bersama Rasulullah SAW , Abu Dujanah selalu terburu-buru pulang tanpa mengikuti doa ba'da salat yang dipanjatkan gelagat ini, Rasulullah mencoba meminta klarifikasi pada Abu Dujanah. "Mengapa setiap kali kamu terburu-buru pulang dari jamaah shubuh. Apakah engkau tidak memiliki permintaan kepada Allah sehingga tidak pernah menungguku selesai berdoa. Ada apa?" tanya Dujanah menjawab, "Begini Rasulullah," kata Abu Dujanah memulai ceritanya."Rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang laki-laki. Di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku itu saling berjatuhan, mendarat di rumah kami.”"Ya Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anakku sering kelaparan, kurang makan. Saat anak-anak kami bangun, apa pun yang didapat, mereka makan. Oleh karena itu, setelah selesai salat, kami bergegas segera pulang sebelum anak-anak kami terbangun dari tidurnya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami yang berceceran di rumah, lalu kami kembalikan kepada pemiliknya.""Satu saat, kami agak terlambat pulang. Ada anakku yang sudah terlanjur makan kurma hasil temuan. Mata kepala saya sendiri menyaksikan, tampak ia sedang mengunyah kurma basah di dalam mulutnya. Ia habis memungut kurma yang telah jatuh di rumah kami semalam."Mengetahui itu, lalu jari-jari tangan kami masukkan ke mulut anakku itu. Kami keluarkan apa pun yang ada di sana. Kami katakan, 'Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak.' Anakku menangis, kedua pasang kelopak matanya mengalirkan air karena sangat Rasululah, kami katakan kembali kepada anakku itu, Hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu. Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan akan aku kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak."Mendenar itu, mata Rasulullah SAW berkaca-kaca, butiran air mata mulianya berderai begitu deras. Baginda Rasulullah mencoba mencari tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang dimaksud Abu Dujanah itu. Abu Dujanah pun mengatakan bahwa pohon kurma itu milik seorang laki-laki basa-basi, Baginda Nabi mengundang pemilik pohon kurma. Rasul lalu mengatakan, "Bisakah tidak jika aku minta kamu menjual pohon kurma yang kamu miliki itu? Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat dari pohon kurma itu sendiri. Pohonnya terbuat dari batu zamrud berwarna biru. Disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada." kata Rasulullah munafik ini lantas menjawab dengan tegas, "Saya tak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji kapan-kapan."Tiba-tiba sahabat setia Abu Bakar as-Shiddiq RA datang. Lantas berkata, "Ya sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milik Pak Fulan yang varietasnya tidak ada di kota ini lebih bagus jenisnya."Si munafik pun kegirangan sembari berujar "Ya sudah, aku jual."Abu Bakar menyahut, "Bagus, aku beli." Setelah sepakat, Abu Bakar langsung menyerahkan pohon kurma itu kepada Abu SAW kemudian bersabda, "Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu."Mendengar sabda Nabi itu, Abu Bakar bergembira bukan main. Begitu pula Abu Dujanah. Sedangkan si munafik berjalan mendatangi istrinya. Lalu mengisahkan kisah yang baru saja ia alami."Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu sedikit pun."Malamnya, saat si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Dan seolah-olah tak pernah sekalipun tampak pohon itu tumbuh di atas tanah si munafik. Tempat asal pohon itu tumbuh, rata dengan tanah. Ia keheranan tiada kisah sahabat dan pohon kurma yang membuat Rasulullah SAW menangis. Hikmah yang kita petik dari kisah ini adalah kehati-hatian para sahabat menjaga diri dan keluarganya dari makanan yang haram. Kemudian pohon kurma yang berpindah posisi itu adalah salah satu mukjizat Nabi SAW yang langsung dirasakan oleh sahabat Abu Dujanah.rhs
Danbetul ternyata Abu Dujanah pergi ke Kroasia dan tinggal di sebuah kota dekat pantai di Eropa yang penuh dengan fitnah dan gemerlapnya dunia, sementara Abu Dujanah adalah seorang yang baru saja sadar dari kema'siyatan. Hal ini yang menjadi sebab bermunculannya berbagai kisah dan cerita serta drama, kita tahu ketrampilan ini dari barat Kisah Abu Dujanah dan Pohon Kurma Kisah TeladanRepost is prohibited without the creator's for YouAllAnime402251259304130431323605341406425311305318338432332338258339Home>Kisah Abu Dujanah dan Pohon Kurma Kisah Teladan>Keren banget menambah wawasan kak animasinya bagus bangetSee TranslationAnimasinya keren plus nambah pengetahuan, mantap kakSee TranslationKeren bet kak, mangattt terussss See TranslationLiked by the creatorKeep spirit Guys❓Lets Smile For This DayđŸ€“Cuma mampir See TranslationMasyaAllah, aku baru tahu ada cerita pohon kurma yg berpindahSee TranslationSemangat Upload Nya Pleas Back Like Komen BrooSee TranslationMenambah wawasan tiap malem See TranslationWahh kerenn kakSee Translationwoah mangstap kakSee TranslationKerenSee TranslationNo more comments wafatnyaKhadijah dan Abu Thalib; dan yang terakhir ini terjadi pada tahun ke-10. Sekali waktu Rasulullah pernah menyaksikan seorang sedang menanam kurma dengan hati-hati sekali; menggali, meletakkan biji, menyiramnya kemudian menutup kembali dengan menggunakan tangannya sendiri. Dalam perjalanan itu setiap kali melewati batu atau pohon Dalam kitab I’anatu al Thalibin karya monumental Abu Bakar bin Muhammad Syatha al Dimyati, terselip kisah yang sangat mengharukan. Cerita tentang ketaatan salah seorang sahabat Nabi yang memegang teguh ajaran yang dibawa oleh Rasulullah. Imannya luar biasa, sifat sabarnya begitu sempurna. Sosok yang zuhud dan wara’. Tersebutlah Abu Dujanah, seorang sahabat yang selalu istiqamah shalat berjamaah subuh bersama Rasulullah. Setiap kali adzan subuh berkumandang, ia bergegas menuju ke masjid untuk bermakmum kepada baginda Nabi. Tetapi anehnya, setelah selesai shalat subuh ia selalu terburu-buru meninggalkan Masjid, tidak ikut dzikir dan berdoa bersama Rasulullah. Sampai suatu saat, Rasulullah mengetahui soal ini dan memanggil Abu Dujanah. Beliau bertanya kepada sahabatnya ini tentang perilakunya yang selalu keburu meninggalkan Masjid usai shalat Subuh. Seakan ia terlalu sombong sampai berdoa kepada Allah pun ditinggalkannya. Tidak seperti sahabat-sahabat yang lain, selalu menunggu Rasulullah bermunajat kepada Allah. Mendengar pertanyaan Rasulullah, Abu Dujanah sempat kikuk dan serasa segan mengungkap apa sebenarnya yang telah ia alami. Namun akhirnya, kepada utusan Allah yang terakhir ini beliaupun menuturkan peristiwa yang menyebabkan ia terburu-buru sesaat setelah shalat Subuh untuk segera pulang ke rumahnya. Dengan kata yang terbata-bata, sahabat Rasulullah ini menceritakan, bahwa ada satu pohon kurma milik tetangganya yang tumbuh menjulang tinggi, sementara dahannya ada yang menjuntai ke halaman rumahnya. Ia pun lalu bercerita keberadaannya sebagai orang yang sangat miskin, untuk makan sehari-hari saja harus pontang-panting. Keluarganya hidup dalam kemiskinan dan penderitaan. Melanjutkan ceritanya, ia menuturkan setiap kali tertiup angin di malam hari, kurma milik tetangganya ada yang jatuh ke halaman rumahnya. Hal itulah yang membuat ia selalu terburu-buru meninggalkan masjid untuk mengumpulkan buah kurma tersebut lalu diserahkan kepada pemiliknya. Karena khawatir anak-anaknya terbangun sebelum ia sampai ke rumah. Dan karena rasa lapar yang selalu mendera, anak-anaknya ia mengkhawatirkan mereka memakan kurma milik tetangga yang jatuh ke pekarangan rumahnya. Pernah suatu hari, tuturnya kepada Rasulullah, sebelum ia sampai ke rumahnya dan memungut buah kurma yang berserakan untuk diserahkan kepada tetangganya, salah seorang dari anak-anaknya terlanjur memakan buah kurma tersebut. Tampak olehnya, anak tersebut sedang mengunyah kurma basah di mulutnya milik tetangga yang jatuh ke halaman rumahnya. Kontan saja, Abu Dujanah mengeluarkan secara paksa kurma yang sedang nikmat-nikmatnya dimakan oleh anaknya. Ia masukkan jari-jarinya ke dalam mulut anaknya, kemudian mengeluarkan kurma tersebut dari dalam mulutnya. Akibatnya, anak itu menangis tersedu. Dari kelopak matanya mengalir butiran air mata. Semestinya perut yang sangat kelaparan itu akan terisi oleh kurma yang sedang dikunyah, namun kurma itu gagal tertelan karena ayahnya mengeluarkan paksa dari dalam mulutnya. Ia menangis, tangis pilu anak kecil yang sedang kelaparan. Abu Dujana lalu memeluk anaknya dengan setulus hati dan penuh kasih. Ia menangis, hatinya terasa disayat sembilu. Sambil membelai rambut anaknya ia berkata; “Aduhai anakku, ayah hanya ingin supaya engkau tidak mempermalukan aku kelak di akhirat nanti. Hingga nyawamu lepas sekalipun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu”. Didekapnya anaknya erat sekali, diciumnya dengan hati sedih. Lebih baik lapar di dunia dari pada harus mengorbankan iman. Sisa kunyahan kurma beserta kurma yang yang jatuh ke halaman rumahnya ia serahkan kepada pemiliknya. Mendengar kisah sahabatnya ini, Rasulullah seakan tak bisa berdiri tegak dengan kedua kakinya. Mata beliau berkaca-kaca. Dari mata mulianya mengalir deras air mata, hati beliaupun remuk karena haru. Lama sekali mata yang sembab itu berhenti mengalirkan bulir-bulir air kesedihan. Selang jeda waktu yang tak terlalu lama, Rasulullah bertanya kepada Abu Dujanah siapakah pemilik pohon kurma tetangganya tersebut. Yang ternyata adalah seorang laki-laki munafik. Pada suatu hari Rasulullah mengundang tetangga Abu Dujanah tersebut dan meminta untuk menjual pohon kurmanya. Sahabat Abu Bakar dengan suka rela membeli pohon kurma yang dimaksud dengan harga sepuluh kali lipat dari harga yang semestinya, karena pemiliknya enggan untuk menjualnya dengan harga biasa. Munafik yang sangat tamak akan harta itu lalu menerima uang dari Abu Bakar dengan perasaan yang senang bukan kepalang. Karena kedermawanan Abu Bakar, lalu Rasulullah bersabda kepadanya;”Wahai Abu Bakar, Aku yang akan menanggung gantinya untukmu.” Sahabat senior ini senang mendengar ucapan baginda Nabi. Dalam hatinya berkata; apalah arti kekayaan di dunia ini bila dibanding kenikmatan akhirat. Orang munafik yang telah menerima pembayaran pohon kurmanya, dengan riang kembali ke rumahnya. Lalu berkata pada istrinya, hari ini aku untung banyak, aku bisa membeli sepuluh pohon kurma baru. Apalagi, pohon kurma yang ia jual toh masih ada di pekarangan rumahnya. Ia masih bisa mengambilnya lebih dahulu. Buahnya tidak akan diberikan pada tetangganya. Yakni Abu Dujanah. Pada saat malam hari, ketika si munafik tidur, dengan mukjizat Rasulullah pohon kurma tersebut berpindah ke pekarangan rumah Abu Dujanah. Tanpa menyisakan bekas galian pohon seakan kurma itu awalnya di halaman rumah orang yang kikir dan munafik tersebut. Betapa gembira Abu Dujanah beserta istri dan anak-anaknya. Kini mereka tidak akan pernah kekurangan makanan lagi. Dipeluknya anak-anaknya, sambil bersyukur kepada Allah. Berkat keteguhan imannya Allah telah mengurai takdir derita dan susah menjadi bahagia. Bahwa bersama kesusahan pasti akan datang kebahagiaan. Itulah janji Allah kepada mereka yang teguh memegang iman. Wallahu A’lam
Dangolongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu." (QS. 56:20-27)"Berada diantara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, Yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur
Oleh Dian Ekawati 9/24/2021, 85121 AM Inspirasi Di dalam kitab I'anatuth-Thalibin Bab Luqatah karya Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyati, diceritakan sebuah kisah sahabat yang membuat Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam meneteskan air mata. Adalah Abu Dujanah Radhiallahu'anhu sahabat Nabi dari kabilah Khazraj yang membuat Rasulullah menangis. Selain dikenal pemberani di medan perang, Abu Dujanah juga seorang yang sangat menjaga diri dan keluarganya dari perkara haram. Suatu hari, usai salat shubuh berjamaah bersama Rasulullah, Abu Dujanah selalu terburu-buru pulang tanpa mengikuti doa ba'da salat yang dipanjatkan mencoba mencari tahu penyebab kebiasaan Abu Dujanah itu. "Wahai Abu Dujanah, apakah engkau tidak memiliki permintaan yang perlu engkau panjatkan ke hadirat Allah sehingga engkau sering meninggalkan masjid sebelum aku selesai berdoa?" tanya beliau. Abu Dujanah menjawab, "Begini Rasulullah," kata Abu Dujanah memulai ceritanya. "Rumah kami berdampingan persis dengan rumah seorang laki-laki. Di atas pekarangan rumah milik tetangga kami ini, terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada angin bertiup di malam hari, kurma-kurma tetanggaku itu saling berjatuhan, mendarat di rumah kami.” "Ya Rasul, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anakku sering kelaparan. Saat anak-anak kami bangun, apapun yang didapat, mereka makan. Oleh karena itu, setelah selesai salat, kami bergegas segera pulang sebelum anak-anak kami terbangun dari tidurnya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami yang berceceran di rumah, lalu kami kembalikan kepada pemiliknya." Abu Dujanah lantas menceritakan, pernah suatu ketika anaknya kedapatan memakan kurma yang jatuh dari pohon tetangganya itu. Maka, ia pun berupaya sekuat tenaga untuk mengeluarkan kurma yang terlanjur dimakan tadi dari mulut anaknya. “Nak, janganlah kau permalukan ayahmu ini di akhirat kelak.” Anakku menangis, kedua pasang kelopak matanya mengalirkan air karena sangat kelaparan. Wahai Rasululah, kami katakan kembali kepada anakku itu, “Hingga nyawamu lepas pun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu. Seluruh isi perut yang haram itu, akan aku keluarkan dan akan aku kembalikan bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya yang berhak." Mendengar cerita itu, mata Rasulullah SAW berkaca-kaca, butiran air mata mulianya berderai begitu deras. Baginda Rasulullah mencoba mencari tahu siapa sebenarnya pemilik pohon kurma yang dimaksud Abu Dujanah itu. Abu Dujanah pun mengatakan bahwa pohon kurma itu milik seorang laki-laki munafik. Rasulullah langsung mendatangi pemilik pohon kurma yang diceritakan oleh Abu Dujanah. Rasul lalu mengatakan, "Apa bisa engkau menjual pohon kurma itu? Aku akan membelinya dengan pohon senilai 10 kali lipat. Pohon itu terbuat dari batu zamrud berwarna biru, disirami emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesuai dengan hitungan buah kurma yang ada.” kata Rasulullah menawarkan. Laki-laki munafik ini lantas menjawab dengan tegas, "Saya tidak pernah berdagang dengan memakai sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan ingin dibayar saat ini juga." Tiba-tiba Abu Bakar as-Shiddiq datang. Lantas berkata, "Ya sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milikmu yang jenisnya tidak ada di kota ini lebih bagus jenisnya." Si munafik pun kegirangan sembari berujar "Ya sudah, aku jual." Abu Bakar menyahut, "Bagus, aku beli." Setelah sepakat, Abu Bakar langsung menyerahkan pohon kurma itu kepada Abu Dujanah. Rasulullah kemudian bersabda, "Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu." Mendengar sabda Nabi itu, Abu Bakar bergembira bukan main. Begitu pula Abu Dujanah. Sedangkan si munafik berjalan mendatangi istrinya. Lalu menceritakan kejadian yang baru saja ia alami. "Aku telah mendapat untung banyak hari ini. Aku dapat sepuluh pohon kurma yang lebih bagus. Padahal kurma yang aku jual itu masih tetap berada di pekarangan rumahku. Aku tetap yang akan memakannya lebih dahulu dan buah-buahnya pun tidak akan pernah aku berikan kepada tetangga kita itu sedikit pun." Malamnya, saat si munafik tidur, dan bangun di pagi harinya, tiba-tiba pohon kurma yang ia miliki berpindah posisi, menjadi berdiri di atas tanah milik Abu Dujanah. Dan seolah-olah tak pernah sekalipun tampak pohon itu tumbuh di atas tanah si munafik. Tempat asal pohon itu tumbuh, saat ini rata dengan tanah. Ia keheranan tiada tara. Demikian kisah sahabat dan pohon kurma yang membuat Rasulullah menangis. Hikmah yang kita petik dari kisah ini adalah kehati-hatian para sahabat menjaga diri dan keluarganya dari makanan yang haram. Kemudian pohon kurma yang berpindah posisi itu adalah salah satu mukjizat Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam yang langsung dirasakan oleh sahabat Abu Dujanah. Related Posts Terpopuler 0hG1puQ.
  • ekxo9orflu.pages.dev/331
  • ekxo9orflu.pages.dev/313
  • ekxo9orflu.pages.dev/157
  • ekxo9orflu.pages.dev/105
  • ekxo9orflu.pages.dev/178
  • ekxo9orflu.pages.dev/24
  • ekxo9orflu.pages.dev/57
  • ekxo9orflu.pages.dev/137
  • ekxo9orflu.pages.dev/47
  • kisah abu dujanah dan pohon kurma